SEBETULNYA, ALAM PUN TIDAK MAU
SEBELUMNYA, ALAM PUN TIDAK MAU Mala, (Si Alam yang berharap bisa berbicara) Lagi-lagi Mala hanya bisa menatap dengan perasaan setengah murka dan diselubungi rasa sedih. Diapun teringat semua yang terjadi padanya selama ini,. Hari itu, Mala melihat manusia makan bersama dengan hangatnya keluarga. Ya, ini sudah menjadi pemandangan manis untuk setiap harinya. Hasil alam yang dinikmati oleh mereka itu terlihat segar, bersih dan nyaman. Ya, memang itu yang diinginkan oleh mereka si pemilik puncak tertinggi dalam ekosistem. Hari itu pula Mala tersadar, bahan makanan yang mereka nikmati itu sudah teracuni Mala lantas langsung tersungkur. “Apa yang harus aku lakukan, Tuhan”. *Tempo hari Mala, menyusuri tiap jejak tapak semua bahan itu. Dia mulai berjalan ke tepian laut. Mala tersenyum, para Nelayan membawa banyak sekali Jenis ikan, dari ukuran yang besar dan kecil. Tanpa fikir panjang, Mala menyapa Ikan-ikan yang besar. “Halo, Ikan. Wah, kamu besar