SEBETULNYA, ALAM PUN TIDAK MAU
SEBELUMNYA, ALAM PUN TIDAK MAU
Mala, (Si Alam yang berharap bisa
berbicara)
Lagi-lagi Mala hanya bisa menatap dengan perasaan
setengah murka dan diselubungi rasa sedih.
Diapun teringat semua yang terjadi padanya
selama ini,.
Hari itu, Mala melihat manusia makan
bersama dengan hangatnya keluarga. Ya, ini sudah menjadi pemandangan manis
untuk setiap harinya.
Hasil alam yang dinikmati oleh mereka itu
terlihat segar, bersih dan nyaman.
Ya, memang itu yang diinginkan oleh mereka
si pemilik puncak tertinggi dalam ekosistem.
Hari itu pula Mala tersadar, bahan makanan
yang mereka nikmati itu sudah teracuni
Mala lantas langsung tersungkur.
“Apa yang harus aku lakukan, Tuhan”.
*Tempo hari
Mala, menyusuri tiap jejak tapak semua
bahan itu.
Dia mulai berjalan ke tepian laut.
Mala tersenyum, para Nelayan membawa
banyak sekali Jenis ikan, dari ukuran yang besar dan kecil.
Tanpa fikir panjang, Mala menyapa
Ikan-ikan yang besar.
“Halo, Ikan. Wah, kamu besar sekali ya.
Sehat banget.” Ucap Mala dengan senyum merekah.
Tapi, apa yang terjadi, Ikan merengut,
wajahnya sedih. Diikuti dengan Ikan-ikan besar lainnya. Pemandangannya lebih seram,
sebagian mereka ber raut marah.
“Kamu baru menyapa kami sekarang, Mala ?.
kamu tau, kami sudah memakan banyak sekali racun. Racun Mala, lautmu terlihat
Indah memang. Tapi, faktanya kami makhluk laut tidak sehat. Sekarang kami harus
diangkat dan akan segera dinikmati oleh para manusia. Amat berdosa kami ini
Mala, kami tau dalam tubuh kami terdapat racun, tapi kami tidak bisa menolak
untuk dinikmati mereka. Kasian mereka Mala. Kami berdosa.”
Mala terdiam mendengar pernyataan Ikan
besar itu. Belum sempat menjelaskan, Ikan-ikan itu sudah langsung dibawa oleh
para Nelayan.
Dengan langkah pelan, Mala mendatangi
Ikan-ikan kecil. Dia berusaha untuk tetap riang dalam senyum.
Tapi, pemandangan sama.
“Ikaan Kecil, Kalian kenapa ? Tak senang
dipanen ?.” Sapa Mala dengan lembut
“Sudahlah Mala, kami rasa Ikan-ikan besar
sudah mewakili kami. Mau kami dimakan Ikan Besar, atau dipanen dan dimakan
manusia. Tidak masalah, tapi….. racun……,(Nelayan mendatangi kerangjang Ikan
kecil), Ah sudahlah Mala. Temui laut!! “
Nafas Mala terasa sesak.
Mala putuskan untuk berdiam sejenak,
menunggu Zooplankton istirahat di malam hari. Dengan begitu, dia bisa berbicara
dengan tenang.
Mala tertegun melihat Indahnya laut, namun
dia teringat perkataan ikan besar tadi. Membuat fikiran Mala kemana-mana.
“Mala, Mala, Malaaaa..” Panggilan itu
mengagetkan Mala
“Ehh, Zooplankton, baru pulang”. Tanya
Mala dengan wajah ceria
“Iya nih, baru pulang. Kenapa Mala, kok
tumben menyapa ke sini.”
“Iya Zoo, aku mau menanyakan seuatu dengan
mu”. Ucap Mala
“Tanya apa, Mala ?”.
“Ada apa dengan Laut, Zoo ?.
“Laut, ?”
“Ya. Ada apa ?”
Zooplankton melihat keseluruh Makhluk
Hidup yang ada di Laut. Terutama, Mikroplankton.
“Kenapa kamu terdiam.” Tegas Mala.
“Besok, kamu datanglah ke beberapa petani
di kebun dan persawahannya. Lalu, datanglah pada Laut. Aku rasa itu sangat
cukup memberimu jawaban nantinya.
Keesokan harinya, seperti pesan
Zooplankton Mala bergegas menemui Petani, seharian Penuh dia datangi banyak
Petani.
Mala menyapa salah satu Tanaman.
“Wahh,, kamu segar sekali. Buah mu,
sayur-sayur itu terlihat sedap. Sebentar lagi kamu dipanen ya..” sambil ingin
mengelus, tangan Mala mendekat.
“Jangan sentuh aku,” Cegat Sayur.
“Kenapa, ?” Wajah mala seketika pucat
mendengar teriakan yang mengejutkan itu.
“Kami penuh racun, kamu lihat Mala.
Belalang, Ulat, Lalat, dan semuanya tak ada yang mau mendekati kami.” Tegas
Buah.
“Lalu, apa aku tidak boleh memegang mu ?
Tanya Mala setengah Menangis.
“Mala, seandainya bisa. Kami tak mau untuk
disentuh apapaun, apalagi dimakan oleh manusia”.
Mala terkejut dengan ungkapan itu.
Seketika pula dia lebih terejut, melihat
hujan kecil yang keluar dari alat semprot Petani.
“Ituuu,,,
Raacuunnnn, jangan banyakkk… jangan dicampur-campuurr ”. Mala hanya bisa
berteriak di dalam hati.
Tak dia pedulikan Petani itu, dia hanya
melihat tetesan tiap tetesan cairan itu jatuh ke tubuh tanaman.
Jatuh ke tanah, meresap.
Bertemu air, mengalir ke sungai-sungai
kecil… mengalir ke sungai-sungai besar.. mengalir keeee…… LAUT
Mala paham, ada pengenceran yang terjadi
setiap aliran-aliran itu. Tapi dengan nyata melihat racun-racun itu ada yang
mampu bertahan.
Racun…
Petani yang menyemprot
Tanaman yang disemprot. Pangan, sayuran,
buah-buahan.
Aliran Air parit hingga Laut
Mikroplankton
Zooplankton
Ikan kecil
Ikan besar
Penikmat semuanya. Konsumen.
Mala, tidak menemui Laut. Karena dia tau,
apa yang akan disampaikan oleh Laut.
Mala tak tau harus berkata apa dan kepada
siapa.
Dia tak tau, siapa yang salah.
Sebetulnya,
Mala pun tak mau.
-Hikmah
NI
Komentar
Posting Komentar