Aplikasi Pestisida Nabati Bawang Putih
Peningkatan produksi tanaman yang baik bisa dilakukan dengan salah satu cara pemberian pestisida yang bertujuan agar tanaman tidak dirusak oleh hama dan penyakit. Pestisida merupakan substansi kimia dan bahan lain yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama ( Munarso, 2006). Pengunaan pestisida kimia digunakan para petani dalam umlah yang besar sebagai pengendali hama tanaman terutama dalam kondisi iklim yang sejuk atau curah hujan yang tinggi yang merupakan kondisi perkembangan biakan hama dan penyakit tanaman. Dalam hal itu penggunan pestisida kimia akan menyebabkan dampak negatif terhadap komponen ekosistem pembunuh alami lainnya serta pencemaran lingkungan karena residu yang ditinggalkan, jika penggunaan dosis serta waktu yang tidak tepat. ( Ratna, 2009). Hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi petani untuk menggunakan bahan alami dengan memanfaat bahan organik sebagai penganti pestisida kimia menggunakan pestisida nabati.
Pemanfaatan pestisida nabati miliki prospek yang menjanjikan karena tanaman nabati tersedia dengan bermacam-macam kandungan yang bersifat racun terhadap pathogen, bahan bakunya melimpah di alam, proses pembuatan tidak membutuhkan teknologi ( Wiratno, 2018). Pestisida nabati berfungsi sebagai pengendali hama tanaman selain itu juga ramah terhadap lingkungan karena bahan aktif yang mudah terurai di alam. Senyawa yang terkandung di dalam bahan
alami tersebut menghasilkan senyawa metabolik sekunder yang bersifat penolak atau penghambat makan, penghambat perkembangan, penghambat peneluran dan sebagai bahan kimia yang mematikan serangga dengan cepat (Setiawati, 2008).
Salah satu insektisida yang berpotensi sebagai tanaman pengendalian hama yaitu bawang putih , (Yenie et al., 2013).
Pembuatan pestisida organik menggunakan umbi bawang putih menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak
umbi bawang putih semakin tinggi tingkat kematian hama uji, dimana konsentrasi yang paling banyak membunuh larva nyamuk pada konsentrasi dengan presentase kematian hewan uji sebesar 95% untuk ekstrak etanol dan 97,5% untuk ekstrak metanol.
Penggunaan bawang putih sebagai pestisida nabati ternyata dapat menyehatkan tanaman karena ekstrak bawang putih mengandung senyawa allisin, aliin, minyak atsiri, saltivine, scordinin, dan menteilalin trisilfida ( Soetomo, 1987) senyawa ini bersifat insektisida dan dapat berfungsi sebagai penolak kehadiran serangga ( Nuriyatul hasanah, 2017) Karena umbi bawang putih mengandung bahan insektisida dan aman bagi lingkungan, maka dilakukan penelitian untuk menguji ekstrak
bawang putih (Allium sativum L.) terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Cabai termaksud dalam suku terong-terongan (solanaceae) dan merupakan tanaman yang mudah ditanaman di dataran
tinggi rendah ataupun dataran tinggi, tanaman cabai juga mengandung vitamain A dan C serta mengandung minyak atsiri (Harpenas. 2010). Cabai merupakan salah satu tanaman yang mempunyai potensi yang besar, dari jaman dahulu hingga sekarang cabai masih diburu masyarakat untuk dikonsumsi ( Marwoto dkk, 2014). Hama tersebut yang sangat merugikan bagi petani kehilangan hasil akibat serangan hama tersebut dapat mencapai 80%, bahkan mampu menghabisi tanaman hanya dalam satu malam seperti hal nya ulat yang lain, ulat grayak juga termaksud hama yang menyerang pada malam hari, tanaman yang diserang ditandai dengan adannya daun yang rusak, ulat ini menyerang secara bergerombolan sehingga potensi kerugian bisa sangat tinggi (Josua, 2016) Kerusakan daun oleh ulat grayak mengganggu proses fotosintesis dan akhirnya mengakibatkan kehilangan hasil panen
Salah satu cara pembuatan pestisida nabati dari bawang putih yaitu dengan mencampurkan bawang putih dengan minyak sayur. Biarkan selama 24 jam. Tambahkan air dan sabun. Aduk hingga rata. Simpan dalam botol paling lama 3 hari. kemudian saat pengaplimasian yaitu mencampurkan larutan dengan air dengan 1 liter air pada 50 ml larutan. Kocok sebelum digunakan. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang OPT pada pagi hari.
Komentar
Posting Komentar